Senin, 10 Maret 2014

Makalah Analisis Unsur Romantisme dalam Hikayat Aceh

Bab I
Pendahuluan
1.1    Latar Belakang
    Banyak hikayat yang lahir dan berkembang di Aceh sejak budaya menulis dan perkembangan pengajaran mulai menjadi pemikiran orang-orang Aceh pada saat itu. Pengajaran dalam berbagai bidang khususnya agama disampaikan dalam media yang berbeda-beda sehingga mudah diterima serta mampu menjadi pelajaran bagi mereka yang menerima. Salah satu media yang digunakan pada saat itu adalah dengan memasukkan berbagai unsur pengajaran dalam hiburan berbentuk hikayat. Saat itu hikayat juga menjadi hiburan bagi masyarakat Aceh yang sering dibacakan di tempat-tempat tertentu oleh orang-orang tertentu yang memang ahli dalam membaca hikayat.
    Seiring dengan berkembangnya zaman, hikayat Aceh yang mengandung cerita tertentu dan berarti bagi masyarakat Aceh hanya tinggal tulisan-tulisan kuno dalam buku-buku lama yang telah usang. Bahkan beberapa di antaranya masih memakai ejaan lama. Namun, banyak pula yang berusaha menyalin dan kemudian menerbitkan kembali dalam versi terbaru agar hikayat-hikayat tersebut tidak hilang dan termakan usia.
    Salah satu usaha agar hikayat tersebut tidak dilupakan oleh generasi Aceh itu sendiri adalah pemberian tugas menganalisis hikayat pada mata kuliah Sastra Daerah Aceh II sebagai tugas kelompok. Analisis pada hikayat dilakukan untuk menemukan berbagai macam unsur yang terdapat di dalamnya. Dalam makalah ini, penulis memaparkan hasil analisis pada hikayat-hikayat yang mengandung unsur romantisme seperti Hikayat Nabi Yusuf, Hikayat Ibrahim Hasan, dan Hikayat Dara Duson.
1.2    Tujuan Penulisan
    Secara umum tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhis tugas makalah mata kuliah Sejarah Sastra Aceh II sebagai tugas presentasi kelompok. Secara khusus penulisan ini juga memiliki tujuan yaitu memberi dan menambah pengetahuan mahasiswa terkait beberapa hikayat yang mengandung unsur romantisme.
1.3    Manfaat Penulisan
    Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat, baik bagi mahasiswa maupun masyarakat agar lebih memperhatikan dan melestarikan hikayat Aceh agar tidak hilang ditelan zaman yang semakin canggih ini. Penulisan ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi khalayak umum dan penulis sendiri.
1.4    Kajian Pustaka
1.4.1    Pengertian Hikayat dan Romantisme
    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yg berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta. Harun (2012:6) menyebutkan bahwa hikayat tergolong prosa liris dalam sastra Aceh karena bentuknya berupa puisi tetapi substansinya merupakan prosa serta dibacakan dengan berirama.
    Romantisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat kata romantis yang memiliki arti bersifat seperti dalam cerita roman (percintaan); bersifat mesra; mengasyikk. Dalam bahasa Inggris, romance adalah istilah yang digambarkan sebagai perasaan menyenangkan kegembiraan dan bertanya-tanya terkait dengan cinta. Kata romantis dalam bahasa Inggris memiliki banyak arti dan salah satunya tidak menggambarkan tentang cinta secara khusus. Ada suatu arti yang umum di sana walaupun kadang-kadang orang menggambarkannya sebagai penggambaran cinta. Dan anehnya lagi, tidak ada syarat bahwa romantis itu ada kalau disertai dengan suatu suasana atau kondisi di mana pasangan itu berada. Dan lebih dahsyat lagi, bahwa romantis itu tidak menuntut kehadiran pasangan kekasih. Satu personal saja sudah cukup menghadirkan keromantisan. Keromantisan ternyata berhubungan dengan faktor yang bernama imajinasi.
1.4.2    Hikayat dalam Kesusastraan Aceh
    Sejak puluhan tahun yang lalu sastra Indonesia berkiblat pada sastra barat dan hanya sastra Aceh yang merupakan bagian dari kesusastraan Indonesia yang tetap menjadi pelopor bangkitnya sastra melayu yang tidak berkiblat ke barat maupun ke Arab meskipun dalam karya sastra Aceh banyak mengandung nilai-nilai keislaman. Dalam kesusastraan tempo dulu banyak didominasi oleh hikayat-hikayat yang merupakan unsur terpenting bagi masyarakat Aceh untuk mengajari generasi selanjutnya tentang kearifan lokal, norma agama, dan cara menempatkan diri dalam masyarakat. Selama abad penjajahan hingga sekarang Aceh memiliki puluhan sastrawan terkenal seperti Ali Hasjmi, Buya Hamka, Marah Rusli, Chairil Anwar, W.S Rendra, dan L.K. Ara.
    Bagi masyarakat Aceh, hikayat merupakan hiburan yang banyak memberikan khazanah ilmu pengetahuan dan akhlak serta disampaikan dengan berirama sehingga mudah teringat oleh masyarakat Aceh. Menyentuh semua kalangan dari kalangan bangsawan sampai rakyat biasa, bahkan juga merata bagi mereka yang buta huruf maupun melek huruf karena hikayat cukup didengarkan dan disimak, tidak perlu dibaca. Saat ini, hikayat-hikayat tersebut sudahbanyak dibukukan sehingga dapat menjadi arsip daerah serta menjadi bagian dari sejarah dan kekayaan budaya masyarakat Aceh.




Bab II
Analisis Hikayat yang Mengandung Unsur Romantisme
2.1  Hikayat Nabi Yusuf
    Hikayat Nabi Yusuf hampir sama dengan Hikayat Nubuet yaitu menceritakan tentang kehidupan Nabi Yusuf. Unsur romantisme dalam hikayat Nabi Yusuf terdapat pada bagian ketika Zulaikha sedang merayu Nabi Yusuf di kebun tetapi Nabi Yusuf menolak. Hikayat ini memiliki amanat yang dapat kita jadikan pelajaran hidup yaitu Penderitaan yang disertai kesabaran dan ketabahan akan mewujudkan kemenangan. Sementara kedengkian dan iri hati akan menerima rugi dan kekalahan. Naskahnya hikayat Nabi Yusuf yang sudah cukup tua berasal dari kecamatan Titeue, Pidie dan terdiri dari 281 halaman. Berikut merupakan kutipan unsur romantis ketika Zulaikha mencoba merayu Nabi Yusuf.
...
Laju putroe jak lam keubon
Jiba makanan lam piyala
Troh lam keubon laju keunan
Leumah jikalon Yusuf jroh rupa

Mangat hate tuwan putroe
Laju meunoe jimeung khaba
He jroh rupa lonka sampoe
Makanan nyoe intat keu gata

Lon that sayang keukah sidroe
Sabab lon nyoe trohka teuka
Meunyoe ulon han ek kuthen
That ku sayang keu sidroe gata
( Hikayat Nabi Yusuf yang dialihaksarakan oleh T.A Sakti hal. 73)
    Hikayat di atas penulis terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut.
...
Terus putri pergi ke dalam kebun
Membawa makanan dalam mangkok kecil
Sampai di kebun terus ke situ
Tampak terlihat Yusuf yang rupawan

Bukan main senangnya hati tuan putri
Lalu seperti inilah yang ingin disampaikan
Hai sang rupawan aku telah tiba
Makanan ini kuantarkan untukmu

Aku sangat menyayangimu seorang
Karena aku ini telah datang
Jika aku tak sanggup lagi menahan
Ku sangat menyayangi dirimu seorang
...
    Dalam potongan hikayat ini menggambarkan Zulaikha yang memuji ketampanan Nabi Yusuf dengan segala kemampuannya serta pernyataan perasaannya kepada Nabi Yusuf yang selama ini terpendam dan tidak sanggup lagi menahan untuk tidak mengatakan kepada lelaki pujaan hatinya itu. sambil merayu Nabi Yusuf, Zulaikha juga mengantarkan makanan kepada Nabi Yusuf sebagai persembahan darinya. Pada bait-bait selanjutnya terdapat penolakan Nabi Yusuf terhadap rayuan Zulaikha serta gambaran kekukuhan hati Nabi Yusuf dalam menjalankan perintah Allah swt. agar terhindar dari keinginan buruk Zulaikha.
2.2    Hikayat Ibrahim Hasan
    Hikayat Ibrahim Hasan jilid sa merupakan hikayat yang dikarang oleh Nurman Syamhas tentang salah satu tokoh Aceh bernama Ibrahim Hasan yang menceritakan perjalanan hidup Ibrahim Hasan mulai dari lahir. Dalam hikayat ini terdapat sub judul yang disusun pada daftar isi. Hikayat Ibrahim Hasan jilid sa terdiri dari 30 sub judul termasuk riwayat pengarang dan terdiri atas 280 halaman. Pada sub judul meuturi ngon Siti Maryam dan meukawen ngon Siti Maryam inilah terdapat unsur romantisme dalam hikayat Ibrahim Hasan.
1.    Meuturi ngon Siti Maryam
a.    Ibrahim Hasan berkenalan dengan Siti Maryam
...
Teuku Akobnyan Tuhanku neubri
Bungong meulati keumang lam taman
Na aneuk dara rupa that tari
Nama geurasi Siti Maryam

Watee troh teuka po banta saidi
Laju meuturi dua awaknyan
Yoh mumat jaroe leungo lam seundi
Sinan phon dali cinta meulabang

Ka jatoh hate kande kubangdi
Watee geungieng hi siti maryam
Dak jeut beusabe bekle permisi
Bah sajan siti uroe ngon malam

Teungku Akoeb pulot bee wangi
Lam sanubari seunang hana ban
Seubab aneukda hana le sunyi
Kadang Tuhan bri jeut keu tunangan
...
 (Hikayat Ibrahim Hasan Jilid Sa yang ditulis oleh Nurman Syamhas hal. 33-34)
    Hikayat di atas penulis terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut.
...
Teuku Akob Tuhanku berikan
Bunga melati mekar di taman
Ada anak gadis cukup rupawan
Diberi nama Siti Maryam

Ketika tiba tuan pangeran Saidi
Langsung saling kenal mereka berdua
Ketika berjabat tangan bergetar dalam sendi
Di situlah pertama cinta bersemi

Telah jatuh hati kande kubangdi
Ketika melihat rupa siti maryam
Jika boleh bersama tak ingin lagi permisi
Biarlah dengan siti siang dan malam

Teuku Akob ketan harum wangi
Dalam sanubari senangnya bukan main
Karena anak perempuan tak lagi sendiri
Mungkin Tuhan beri menjadi tunangan
...
    Potongan hikayat ini mengisahkan tentang awal pertemuan dan perkenalan antara Ibrahim Hasan dan Siti Maryam. Ibrahim Hasan terpesona dengan rupa Siti Maryam sehingga pada saat itu beliau tak ingin berpaling dan beranjakdari pertemuan dengan Siti Maryam malam itu. Ibrahim Hasan pun jatuh cinta pada pandangan pertama dan menaruh harapan pada hati Siti Maryam.
b.    Ibrahim Hasan dan Siti Maryam saling jatuh hati dan memendam perasaan
...
Ka jatoh cinta remaja putri
Ka jatoh hati keu Ibrahim Hasan
Mantong teupeundam lam sanubari
Goh lom beurani geu peuleumah trang
...
Ohwo sikula po bantan Saidi
Laju bak UKI jemput maryam
Han peupanyang ta karang rawi
Maklum seundiri awak pacaran
...
Kuala bubon aron meureuntang
Kuala simpang di ateuh Langsa
Bah that tip uroe geujak wo sajan
Hatee di dalam goh lom teubaca

Geupula timon bak gunong meudang
Geupula bawang oh lheuh seumula
Di dalam hatee sabe teubayang
Peukheuh dek Maryam keulon na cinta
...
(Hikayat Ibrahim Hasan Jilid Sa yang dikarang oleh Nurman Syamhas hal. 35-36)
    Potongan hikayat tadi penulis terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut.
...
Telah jatuh hati remaja putri
Telah jatuh cinta pada Ibrahim Hasan
Masih terpendam dalam sanubari
Belum berani mengungkapkan
...
Sepulang sekolah hai tuan pangeran Saidi
Terus ke UKI menjemput Maryam
Tak perlu panjang kita karang rawi
Maklum sendiri orang pacaran
...
Kuala bubon cemara merentang
Kuala Simpang di atas Langsa
Meskipun tiap hati pulang pergi bersama
Hati di dalam belum terbaca

Menanam timun di gunung medang
Menanam bawang ketika sudah menanam
Di dalam hati selalu terbayang
Apakah dek Maryam pada diriku ada cinta
...
    Potongan hikayan ini menggambarkan kebersamaan Ibrahim Hasan dan Siti Maryam yang sama-sama jatuh hati tetapi sama-sama menyembunyikan perasaan masing-masing dan berharap pasangan tahu isi hatinya. Namun, mereka sama-sama pintar menyembunyikan perasaan bahkan dikatakan walaupun mereka pulang pergi bersama ke kampus perasaan mereka masih belum terbaca oleh pasangan. Pada bait terakhir, Ibrahim Hasan selalu menerka-nerka perasaan Siti Maryam terhadapnya, apakah Siti Maryam juga menaruh hati padanya atau tidak.
c.    Berbalas surat
...
Lam lungkiek bak u ta tabu kacang
Lungkiek bak pisang teubee ta pula
Bak si uroe deungo lon peutrang
Ibrahim Hasan surat geurika

Gampong Lam Panah meugah hana ban
Gajah meukawan jitron lam rimba
Hatee lon luka konka ta tujan
Watee lon pandang gata pertama

Taloe bineh krung ureueng meuladang
Geupula bayam ngon boh peureuya
Baro uroenyoe sinoe lon peutrang
Hai dek Maryam lon jatuh cinta

Ta beudoh bagah tacah ilalang
Bek jiduk musang deungon meuruwa
Hudep beusaree matee beusajan
Beujeut lon tuan peundampeng gata
...
(Hikayat Ibrahim Hasan Jilid Sa karangan Nurman Syamhas hal. 36-37)
    Hikayat di atas penulis terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut.
...
Dalam celah pohon kelapa kita tabur kacang
Celah batang pisang tebu kita tanam
Pada suatu hari dengarlah aku berkisah
Ibrahim Hasan surat dikarang

Desa Lam Panah megah tiada bandingan
Kawanan gajah turun dalam rimba
Hatiku luka konka ta tujan
Ketika kupandang dikau pertama

Tali pinggir sungai orang berladang
Ditanam bayam dan buah peria
Baru hari ini di sini kukatakan
Hai dik Maryam kujatuh cinta

Kita bangun cepat memotong ilalang
Jangan masuk musang dengan biawak
Hidup dan mati bersama
Jadikanlah diriku pendampingmu
...
    Potongan hikayat tadi merupakan awal keputusan Ibrahim Hasan untuk menulis surat kepada Siti maryam untuk mengungkapkan isi hatinya. Ibrahim mengatakan bahwa dirinya sudah jatuh cinta pada awal jumpa dan mengatakan dengan jelas dalam tulisannya bahwa beliau jatuh cinta. Dalam bait-bait setelahnya Ibrahim memuji paras Siti Maryam yang tak seorangpun sebanding dengannya. Ibrahim juga mengatakan bahwa hanya maryam harapannya dan sangat ingin menjadi pendamping hidupnya. Surat ini pun sampai kepada Maryam keesokan harinya. Maryam sangat senang membaca surat dari Ibrahim terkait isi hatinya selama ini. karena Ibrahim mengharapkan balasan surat secepatnya, ia pun menulis balasan untuk Ibrahim yang hikayatnya berbunyi sebagai berikut.
...
Jipot angen gle pade goh seudang
Reubah meuthimpan dalam blang raya
Rindu lam hatee sabe keu cut bang
Han lon jeut peutrang dilee nyang ka-ka

Ateuh jambee kleng kayem na musang
Ateuh keutapang jiduek meuruwa
Ta mita lagee meuribee jalan
Ulon ngon cut bang beu sabe dua

Oh seupot uroe moto dum riwang
Peutron peunumpang aneuk sikula
Ohno mumada haba balasan
Dari lon tuan wahee kakanda
...
(Hikayat Ibrahim hasan Jilid Sa karangan Nurman Syamhas hal. 40-41)
    Potongan hikayat tadi diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut.
Dihembus angin gunung padi belum muda
Jatuh bertimpa dalam sawah yang luas
Rindu dalam hati selalu ke abang
Tak berani kukatakan yang sudah lalu

Di pohon jambu keling sering ada musang
Di atas pohon besar ada biawak
Berbagai cara akan kita tempuh
Aku dan abang harus bersama

Ketika sore hari semua mobil kembali
Menurunkan penumpang anak sekolah
Cukup di sini kabar balasan
Dari diriku wahai kakanda
    Siti Maryam pun dengan malu-malu juga mengungkapkan perasaan yang sama dalam surat balasannya bahwa ia jatuh hati dan selalu merindukan Ibrahim Hasan. Dia berharap akan ada banyak jalan yang membuat mereka untuk selalu bersama. Besar harapan yang ditaruh Maryam pada Ibrahim untuk datang melamarnya. Surat balasan dari Maryam diterima Ibrahim dengan hati senang pula bahwa mimpinya telah menjadi nyata.
    Meukawen ngon Siti Maryam
...
Tajak u Yogja sewa geuritan
Deuh peumandangan indah lagoina
Habeh acara ka jula malam
Geucok awaknyan sigo ban dua
Peutron cong sandeng ireng u dalam
Siti maryam deungon judonya
Tinggai lam kama teuma masanyan
Laju teubayang pue geukeureuja

Peu meucugak ateuk bak lawang
Aneuk mi itam di ateuh bara
Retno pih gadieh retdeh pih jantan
Dua awaknyan hadu teunaga
...
(hikayat Ibrahim Hasan Jilid Sa karangan Nurman Syamhas hal.49)
    Potongan hikayat di atas diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut.
...
Pergi ke Yogja sewa kereta
Tampak pemandangan yang sungguh indah
Selesai acara sudah larut malam
Diantarlah mereka berdua

Turun dari atas sanding diiring ke dalam
Siti Maryam dengan jodohnya
Berada dalam kamar pada masa itu
Langsung terbayang apa yang harus diperbuat

Mencuatkan pohon lawang
Anak kucing hitam di atas bara
Sebelah sini gadis sebelah sana pun jantan
Mereka berdua mengadu tenaga
...
    Potongan hikayat ini menceritakan keromantisan saat Ibrahim Hasan sudah bersanding dengan Siti Maryam. Acara sudah selesai ketika malam sudah larut kemudian diantarlah mereka berdua sebagai pengantin baru ke kamar pengantin. Sebagai pengantin baru mereka masih malu-malu ketika berada di kamar. Namun, sebagai manusia mereka langsung terbayang apa yang seharusnya mereka lalukan ketika sudah di kamar pengantin. Seharusnya kata-kata yang dipilih dalam bait hikayat selanjutnya lebih romantis tetapi Syams mengibaratkan kejadian di kamar tesebut dengan kata hadu teunaga yang terdengar lebih kasar.  Namun, itu hanya perumpamaan saja.
2.3 Hikayat Dara Duson
    Hikayat Dara Duson merupakan hikayat yang menceritakan tentang dara duson yang berarti gadis desa bernama Hindun. Pengarang hikayat ini ialah Syeh Rih Krueng Raya. Dalam hikayat ini terdapat bagian romantis pertama kali pada saat seorang pemuda mengirim surat kepada si dara duson tersebut. Berikut isi suratnya yang berbentuk hikayat.
Surat Kireman
Keupada saudari Hindon

Bersama deungon kireman ulon
Keu adek payong nyang lon sayang that
Surat lon tuleh keu puteh sabon
Rindu hatee lon tiep uroe meuhat

Meurumpok sabe bak keude apong
Tapi di ulon rasa han mangat
Lon keumeng tanyong sigo truek dilon
Hate ngon jantong han jitem meuhat

Tiep uroe Tuhan di dalam rihon
Lon eh di ulon teunget payah that
Tapi peue lon kheun buleun cahya tron
Payah that dayong laot meubakat
...
    Potongan surat hikayat ini penulis terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut.
Surat Kiriman
Kepada saudari Hindon

Bersama dengan kirimanku
Kepada adik tercinta yang sangat kusayangi
Surat kutulis untuk si putih sabun
Sangat rindu hatiku setiap hari

Selalu berjumpa di kedai apung
Tapi diriku merasa tak enak
Kuingin bertanya sekali lagi
Tetapi hati dan jantung tak berani

Setiap hari dalam kerinduan
Ketika tidur susah sekali
Tetapi apa hendak dikatata wahai cahaya turun
Susah sekali mendayung laut berombak
...
    Dalam hikayat ini si pemuda menyatakan bahwa dirinya selalu merindukan Hindon si dara duson tersebut. Sering berjumpa di satu kedai tetapi tidak berani untuk menyapa apalagi menanyakan terkait perasaannya. Akhirnya, daripada dia tidak bisa tidur karena selalu teringat pada Hindon dia pun menulis surat ini. Pengarang menggambarkan pemuda ini banyak menyanjung Hindon dengan kata-kata yang indah. Kata-kata yang dipilih pengarang dalam menyusun surat cukup romantis dan benar-benar mengena pada seseorang yang biasanya sedang terbayang pada orang yang dirindukan. Ada diksi menyanjung maupun merayu seperti adek payong nyang lon sayang that, puteh sabon, rindu hatee lon tiep uroe meuhat, Hate ngon jantong han jitem meuhat, dan semua baris di bait keempat. Ini menunjukkan bahwa Syeh Rih Krueng Raya memiliki kemampuan bersastra yang tinggi karena diksinya lembut tetapi mengena dan romantis.


Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
    Hikayat Nabi Yusuf menceritakan semacam biografi Nabi Yusuf. Unsur romantisnya terdapat pada bagian ketika Zulaikha mencoba merayu Nabi Yusuf dengan kata-katanya sambil menyuguhkan makanan. Hikayat Ibrahim Hasan juga menceritakan biografi Ibrahim Hasan dan unsur romantisnya terdapat pada sub judul meuturi ngon Siti Maryam dan meukawen ngon Siti Maryam yang menceritakan awal perjumpaan Ibrahim dengan Maryam sampai mereka berdua akhirnya menikah. Hikayat Dara Duson menceritakan tentang seorang gadis desa bernama Hindon dan unsur romantisnya terdapat dalam surat yang ditulis oleh seorang pemuda yang jatuh cinta dan telah lama mengaguminya.
    Dalam keromantisan yang coba disampaikan para penyair kita dapat melihat bahwa keromantisan zaman dulu tidak kalah dengan sekarang bahkan penyair sengaja memilih diksi yang sungguh romantis dan sesuai sajaknya agar dapat mengena dan dinikmati pembaca maupun pendengarnya.
3.2 Saran
    Hikayat-hikayat ini merupakan aset daerah yang harus dijaga, dibudidayakan, dan dilestarikan keberadaannya agar dapat juga dinikmati oleh generasi-generasi selanjutnya. Apapun unsur yang terkandung di dalamnya semoga dapat menjadi khazanah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Khusus untuk unsur romantisme yang tersirat dalam hikayat-hikayat Aceh ini yang menceritakan percintaan telah mendapat tempat yang tinggi di hati pembaca karena lebih gemar dibaca kawula muda dan pilihan diksinya semoga mampu menjadi inspirasi agar dapat melahirkan hikayat-hikayat yang sama maupun lebih baik dari yang pernah dibaca dan dapat menambah aset daerah dan kekayaan budaya Aceh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar